"Gengsi Aaghhhh....!!"
Nama : Liem Sri Ratna Dewi
Nomor ID : 109999A
Sponsor : Julianto Eka Putra

Menjalankan bisnis MLM tidak semudah membalikkan telapak tangan, terutama saat mengajak orang lain untuk bergabung. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan bukti nyata. Informasi yang terlanjur menjamur di masyarakat adalah bahwa MLM merupakan bisnis asongan yang hanya menebar janji, apalagi ditawarkan kepada kelompok yang mengutamakan lifestyle, dengan menempatkan gengsi pada urutan teratas; sebuah pilihan pekerjaan yang nyaman dengan penampilan glamor.
Aktivitasnya setiap hari keluar masuk lift, naik turun mobil ber-jok kulit, berada di dalam ruangan ber-AC yang sejuk, sesekali menengok jam tangan berlabel mahkota, dasi berbahan sutra. Ketika lewat, tertebar aroma parfum rempah made in Paris.... Tak tok tak tok irama langkah sepatu hitam mengkilap. Tangan kiri menggenggam Blackberry, tangan kanan pun menenteng PDA. Semua itu mereka dapatkan dengan mudah melalui gesekan sederet kartu kredit dalam dompetnya dan pada akhir bulan, kepala pusing tujuh keliling gali lubang tutup lubang untuk melunasinya.

Masih segar dalam ingatan saya, proses yang pernah saya lalui. Bagaimana saya menjadi bahan gurauan teman-teman sebagai penjual madu gendong, dicibir oleh para tetangga, dihina saudara, dicemooh sahabat, diusir, dan bahkan dilempar cangkir berisi kopi panas oleh keluarga prospek.... Saya meranggas.... Sangat menyakitkan!!!
Demi memuaskan perasaan dan harga diri saya yang sudah terkoyak-koyak, hanya satu kata yang pantas mewakili kemarahan saya saat itu: BERHENTI! Titik!
Hal tersulit yang saya rasakan ternyata bukan karena bisnisnya yang sulit untuk dijalankan, tetapi bagaimana sulitnya menjalani proses dalam diri yang datangnya tidak pernah terduga dan menghempas kita pada titik terlemah sehingga kita tidak siap untuk menerimanya. Di sini, dibutuhkan mental perjuangan yang kokoh sebagai tiang penyangga untuk meyakinkan diri sendiri dan orang lain. Perlu diasah pula kesabaran, ketekunan, kejujuran, optimisme, kerja extra keras, dan kemampuan bertahan di tengah tekanan serta kesulitan.

Peranan upline sebagai mentor sangat besar dengan menyulut semangat yang luar biasa. Melalui training yang dimotori oleh Support System Billionaires, saya banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan dan pola pikir positif. Ibarat siswa yang mau naik kelas harus belajar dan menempuh ujian. Semua ada proses yang harus dilalui. Mulanya, hal itu berat bagi saya untuk menengok lagi semua yang sudah saya lalui. Tapi, saya lebih berat meninggalkan rekan kerja yang sudah berjuang merajut impian bersama-sama.
Kemenangan tidak terletak pada seberapa besar seseorang mempertahankan gengsinya, tapi seberapa besar dirinya berguna bagi banyak orang. Ini adalah bisnis yang UNIK. Di tempat lain, bisnis dirintis dengan meningkatkan gengsi dan kekuatan modal. Tapi di HD, justru sebaliknya, yaitu dengan mengikis gengsi, dengan modal kecil, dan mengutamakan power of love, kekuatan mental positif yang menggugah emotional intelligence kita. Jika bisa melewati prosesnya, pendapatan besar secara otomatis mengalir ke dalam pundi-pundi.
Saat ini, semua orang merasakan dampak krisis ekonomi global. Anggaran dipotong. Fasilitas dihentikan. Banyak perusahaan merampingkan diri sehingga orang mulai celingukan mencari pendapatan lain. Mereka mulai belajar mengasah diri dengan mengikuti berbagai training yang lumayan menguras kocek.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada upline, Bp. Julianto EP, Mr. Donald Lee, seluruh rekan kerja dan crossline, tim manajemen, Mr. Chia, pasangan hidup, dan anak-anak tercinta saya. Proses ini saya dapatkan dari cinta yang telah kalian berikan dan semoga berguna bagi banyak orang. Ucapan syukur dan segala pujian hanya bagi Tuhan, Sang Pencipta, yang sudah menguatkan diri saya melalui berbagai proses yang indah.
No comments:
Post a Comment