Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Thursday, September 30, 2010

OBESITAS MUDA

                                                                                                                                                         Ancaman terhadap kegemukan atau obesitas kembali digaungkan para ahli kesehatan di dunia. Dalam Kongres Obesitas Internasional ke-11 yang tengah berlangsung di Stockholm, Juli 2010 lalu. Para ahli mengungkapkan laporan yang mengaitkan risiko kematian dan kegemukan pada usia muda.
Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan dari Institute of Preventive Medicine, Copenhagen University Hospital, Denmark, menunjukkan bahwa pria yang mengidap obesitas pada usia 20 tahun menghadapi risiko dua kali lipat meninggal secara prematur. Studi yang dipimpin Esther Zimmermann itu dilakukan dengan cara memantau perkembangan sekitar 5.000 pria yang mengikuti wajib militer sejak usia 20 hingga 80 tahun.

Zimmermann dan timnya membandingkan angka kematian 1.930 pria wajib militer pengidap obesitas dengan sampel acak 3.601 pria prajurit non-obesitas. Indeks massa tubuh (BMI) para pria diukur pada rata-rata usia 20, 35, dan 46 tahun. Perkembangannya pun terus dipantau hingga mereka meninggal. Tercatat, 1.191 pria meninggal selama masa pemantauan hingga 60 tahun kemudian.
"Temuan kami memperlihatkan bahwa pada setiap usia, seorang pria obesitas memiliki kemungkinan meninggal dua kali lipat dibandingkan pria yang tidak obesitas, dan kegemukan pada usia 20 tahun memberi pengaruh yang konstan hingga 60 tahun kemudian," kata Zimmerman.
Tim peneliti juga menemukan perubahan kematian dini meningkat hingga 10 persen pada pria dengan BMI di atas ambang bobot sehat. Hal itu berlangsung terus sepanjang hidup dengan kondisi, pria yang obesitas akan meninggal delapan tahun lebih cepat dibanding pria non-obesitas.
"Studi kami memberi petunjuk bagaimana kegemukan pada usia 20 tahun memengaruhi kegemukan sepanjang hidup kala dewasa. Ini kali pertama sebuah studi dilaksanakan dengan masa pemantauan yang begitu panjang dan juga kali pertama sebuah studi dilakukan untuk menyelidiki dampak seumur hidup," kata Zimmermann.
Berdasarkan estimasi WHO, faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian, terdapat hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Jenis penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko ini adalah kanker kerongkongan (oesophagus), ginjal, rahim (endometrium), pankreas, payudara, dan usus besar.
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Solusi Alami Atasi Kolesterol
Banyaknya kemungkinan buruk dari obesitas membuat kita harus semakin waspada. Obesitas sebaiknya segera dikontrol sejak dini agar kemungkinan buruk di masa datang dapat dicegah. Selain konsultasi dengan dokter agar mendapatkan terapi yang sesuai, asupan makanan kesehatan yang baik juga dapat membantu mencegah, mengobati dan mempercepat proses penyembuhan obesitas.
High-Desert sebagai salah satu penyedia makanan kesehatan nomor wahid menghadirkan solusi untuk atasi kadar kolesterol secara alami. HDI Trimee II diformulasikan secara khusus untuk membantu mengatasi masalah akan makanan berlemak dan sekaligus membantu menyehatkan tubuh Anda.
Kandungan dari produk ini efektif mengatasi obesitas. Hebatnya lagi semua dilakukan secara alami dan tanpa efek samping. Sebab, HDI Trimee II mengandung chitosan, sejenis serat yang dapat mengikat molekul lemak yang terdapat dalam makanan sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak oleh tubuh
Beberapa penelitian menunjukan bahwa chitosan dapat meningkatkan jumlah lemak yang dikeluarkan oleh tubuh 7 kali lebih banyak dibandingkan dengan serat yang lain! Dengan keunggulan tersebut HDI Trimee II dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan membantu menurunkan berat badan.
Mengapa HDI Trimee II yang terbaik?
Dikombinasikan dengan vitamin C yang berfungsi untuk meningkatkan efek dari chitosan. Jika Anda mencobanya, Anda akan merasakan tabletnya terasa agak asam. Itu disebabkan karena kandungan vitamin C yang ada dalam tablet HDI Trimee II.
Sangat baik bagi individu yang ingin mempertahankan berat badan yang sehat dan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Baik juga bagi mereka yang ingin menurunkan kadar kolesterol.
Chitosan berasal dari kulit hewan laut seperti kerang, lobster, udang, dan kepiting. Dengan demikian produk ini halal dimakan oleh siapa saja. Tidak dianjurkan untuk individu yang alergi makanan laut.

No comments:

Post a Comment