Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Thursday, September 30, 2010

Obesitas dan Kehamilan

                                                          Obesitas dan Kehamilan
Kegemukan dianggap membahayakan kesehatan. Kegemukan terbagi atas dua jenis, overweight yakni kondisi yang menunjukkan berat badan berlebih.
Obesitas dan Overweight
Cara pandang akan selalu berubah. Demikian juga cara pandang terhadap bentuk badan. Dahulu, kelebihan berat badan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pandangan ini kemudian berubah. Kelebihan berat badan dianggap mengurangi keindahan bentuk badan. Dan, perkembangan terakhir, cara pandang ini berubah lagi, mengarah pada kesadaran akan perlunya hidup sehat.

Kegemukan dianggap membahayakan kesehatan. Kegemukan terbagi atas dua jenis, overweight yakni kondisi yang menunjukkan berat badan berlebih. Wanita dikatakan obesitas bila memiliki komposisi lemak tubuh lebih dari 25 persen dari berat badan, sedangkan laki-laki dikatakan overweight bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20 persen berat badan. Sedangkan obesitas adalah kelebihan berat badan yang mencapai 120% di atas berat badan ideal (BBI).

Obesitas dan overweight yang kemudian dinyatakan sebagai pemicu penyakit generatif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi semakin dianggap menjadi sesuatu yang harus diperangi. Selain penyakit tersebut, obesitas dan overweight juga berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain, termasuk gangguan kesuburan.

Baik obesitas, maupun overweight terjadi karena banyak faktor. Faktor utamanya adalah ketidakseimbangan asupan energi dan keluaran energi. Bila konsumsi makanan berlebih maka asupan energi menjadi tinggi, demikian sebaliknya. Kondisi yang banyak terjadi saat ini adalah kecenderungan penurunan aktivitas fisik akibat kemajuan teknologi. Ironisnya, pola makan dengan makanan berkalori dan berlemak tinggi semakin meningkat.

Bahaya Obesitas saat Kehamilan
Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan.

Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil makan untuk dua orang menjadikan para ibu hamil makan dengan porsi berlebih. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energi yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 persen.

Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28.

Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan.

Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.

Pencegahan dan Pencegahan Obesitas saat Kehamilan
Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester awal. Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin dari bulan ke bulan.

Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.

Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengonsumsi food suplement. HD Clover Honey, sebagai madu terbaik yang tidak melalui proses pemanasan ataupun penyaringan sehingga kandungan enzim dan nutrisinya tetap utuh. Dilengkapi dengan konsumsi HD Polenergy 520 yang mengandung lebih dari 200 jenis nutrisi diantaranya: karbohidrat, protein/asam amino; vitamin dan mineral; serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi.

Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.

No comments:

Post a Comment