Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Wednesday, September 29, 2010

Menstruasi Terganggu

                                                              Bila Menstruasi Terganggu
Berkonsultasi dengan dokter merupakan suatu keharusan, walaupun Anda merasa tidak ada yang salah dengan menstruasi Anda.

“Kiki, gak puasa lagi?”
“Iya, nih. Ramadhan tahun lalu aja aku cuma puasa seminggu. Selebihnya menstruasi melulu.”

Apa yang dialami Kiki bukanlah hal baru di kalangan perempuan. Gangguan menstruasi atau menstrual disorder merupakan disfungsionalitas pendarahan pada bagian uterus atau rahim. Disfungsionalitas ini kemudian menimbulkan abnormalitas menstruasi (gejala yang tidak normal pada saat menstruasi).
Ada lima abnormalitas menstruasi yang umum dialami perempuan. Abnormalitas pertama adalah amonerrhea. Kemungkinan penyakit ini ditunjukkan oleh dua hal. Pertama, menstruasi yang berhenti sebelum usia menopause dan bukan karena kehamilan. Kedua, siklus haid yang tidak jelas pada seorang remaja putri. Amonerrhea dapat disebabkan oleh penyakit fisik, perubahan berat badan secara mendadak, gangguan pola makan, latihan fisik berlebihan, hormon yang tidak teratur, pengobatan tertentu, dan stress.
Berikutnya adalah dysmenorrhea atau rasa sakit ketika menstruasi. Ini dibedakan menjadi dua jenis, yakni dysmenorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder . Dysmenorrhea primer umumnya terjadi di tiga tahun pertama semenjak mendapat haid pertama. Rasa sakit akan berlangsung selama satu atau dua hari setiap periode dan bisa berlanjut setelah menopause. Produksi substansi kimia bernama prostaglandis diyakini sebagai penyebab dysmenorrhea primer, berbeda dengan dysmenorrhea sekunder yang disebabkan oleh penyakit pada organ reproduksi.
Bila Menstruasi TergangguAbnormalitas yang ketiga dan keempat adalah menorrhagia dan metrorrhagia. Menorrhagia diindikasikan dengan volume darah yang berlebihan dan/atau durasi yang terlalu lama. Metrorrhagia adalah pendarahan atau bercak-bercak di luar periode menstruasi. Keduanya disebut dysfunctional uterine bleeding atau disfungsional pendarahan pada uterin. Disfungsionalitas ini juga dapat mengganggu proses reproduksi karena mencegah implantasi embrio di uterus. Penyebabnya beragam, seperti penyakit von Willebrand , ketidakseimbangan hormon, fibroid , kanker, tiroid yang tidak normal, atau kondisi lainnya.
Selanjutnya adalah sindrom yang dianggap biasa sebelum datang bulan, yakni premenstrual syndrome (PMS). PMS bukan hanya sesuatu yang nyata, tetapi juga terkadang mengganggu. Tercatat 20% sampai 40% perempuan mengalami gejala PMS selama 7 sampai 10 hari sebelum menstruasi. Gejalanya pun beragam, baik secara fisik (misalnya berat badan naik atau gangguan tidur) maupun emosional (misalnya mood kacau atau depresi).
Berkonsultasi dengan dokter merupakan suatu keharusan, walaupun Anda merasa tidak ada yang salah dengan menstruasi Anda. Bukankah pencegahan adalah pengobatan yang terbaik? Selain itu, konsumsilah suplemen yang sangat bermanfaat untuk mengendalikan kelainan menstruasi Anda.
Suplemen yang mengandung royal jelly atau susu lebah merupakan pilihan yang paling tepat. Royal jelly berasal dari kelenjar hipofaringeal yang berada di bagian kepala lebah perawat dan merupakan sumber makanan bagi lebah. Para ilmuwan telah melakukan penelitian yang menyimpulkan royal jelly bermanfaat membantu memperbaiki sistem reproduksi perempuan sekaligus meningkatkan kesuburan.
Manfaat tersebut terlihat dari perbandingan antara ratu lebah dengan lebah pekerja betina. Secara genetik, telur ratu lebah identik dengan telur lebah pekerja betina. Tetapi lebah pekerja betina hanya mengonsumsi royal jelly selama tiga hari pada masa larva, sedangkan ratu lebah mengonsumsi royal jelly sepanjang hidupnya. Terbukti kalau ratu lebah mampu menghasilkan hingga 2.000 telur setiap hari, berbeda dengan lebah pekerja betina yang tidak mampu menghasilkan telur sama sekali.
Jadi, produk HD Royal Jelly menjadi solusi yang akan sangat membantu menyelesaikan masalah Kiki. Demikian juga dengan jutaan perempuan lainnya.

No comments:

Post a Comment