Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Thursday, September 30, 2010

Irritable Bowel Syndrome

                                                    Irritable Bowel Syndrome
Disebut gangguan karena IBS bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri jahat (patogen).
Anda pernah merasakan nyeri perut, kembung, dan gangguan buang air besar tanpa sebab yang jelas? Ketika diperiksa, dokter pun tidak menemukan penyakit pada pencernaan Anda. Jangan-jangan, Anda mengalami Irritable Bowel Syndrome. Walaupun tidak berbahaya, namun gangguan pencernaan tersebut pasti akan sangat mengganggu aktivitas Anda jika tidak segera ditangani.
Irritable Bowel Syndrome (IBS) dapat diartikan sebagai Sindrom Iritabilitas Usus. IBS merupakan salah satu gangguan pencernaan dari kelompok Functional Gastrointestinal Disorders (Gangguan Fungsional Saluran Pencernaan) atau Functional Motility Disorders (Gangguan Fungsional Pergerakan Usus). Disebut gangguan karena IBS bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri jahat (patogen).
Penyebab gangguan pencernaan ini belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor diperkirakan berperan di dalam timbulnya IBS, seperti gangguan fungsi usus, gangguan toleransi pola makan, dan gangguan sistem saraf usus.
Gejala
Gejala gangguan pencernaan ini meliputi nyeri perut atau rasa tak nyaman di perut selama waktu 3 bulan atau 12 minggu dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Jadi, Irritable Bowel Syndrome bersifat kronis atau kambuhan.
Biasanya, rasa tidak nyaman di perut itu disertai dengan tanda-tanda berikut; nyeri akan membaik setelah buang air besar, terjadi perubahan pola buang air besar (menjadi lebih sering atau lebih jarang), dan terjadi perubahan bentuk tinja (menjadi lebih lembek/cair atau lebih keras).
Tanda-tanda lain yang sering menyertai gejala gangguan perut ini adalah rasa tidak nyaman sewaktu buang air besar, seperti mengejang, kebelet, atau rasa tak lega setelah buang air besar. Saat buang air, penderita juga sering mengeluarkan mukus (ingus) saat buang air besar. Kembung atau rasa sebah di sekitar lambung juga dialami oleh penderita.
Berdasarkan perubahan pola buang air besar dan bentuk tinja, Irritable Bowel Syndrome dapat dikelompokkan menjadi tiga subtipe, yaitu: IBS Diare, IBS Konstipasi, dan IBS Alternating (berganti-ganti). Pada IBS Diare, pola buang air besar menjadi lebih dari tiga kali sehari dengan bentuk tinja yang lembek atau cair.
Pada IBS Konstipasi, terjadi sembelit dengan pola buang air besar menjadi kurang dari tiga kali seminggu dan bentuk tinja menjadi lebih keras. Sedangkan pada IBS Alternating, terjadi diare dan konstipasi secara bergantian. Frekuensinya tidak menentu, tergantung dari kondisi tubuh masing-masing penderita.
Penanggulangan

Penanggulangan biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non-obat dan terapi obat. Terapi non obat bagi penderita IBS Diare dilakukan dengan mengurangi makanan yang terlalu banyak mengandung lemak, makanan atau minuman mengandung gula fruktosa, minuman beralkohol, dan produk susu. Untuk pasien IBS Konstipasi, sangat dianjurkan untuk menambahkan unsur serat di dalam menu makanannya.

Apabila terapi non-obat tidak mengurangi gejala IBS, maka terapi dengan obat dapat dipertimbangkan untuk mengatasi gejala nyeri perut, kembung, diare, atau sembelit.

Untuk pengobatan IBS Diare, obat-obatan anti diare dapat diberikan, seperti loperamid, difenoxilat ataupun kolestiramin. Bagi penderita IBS Konstipasi (sembelit), obat-obatan yang bersifat sebagai pencahar, seperti ispagula dan bisakodil, dapat diberikan. Gejala nyeri perut yang sering menyertai dapat diberikan mebeverin.

High-Desert Dinamic Trio+Enzymeminerals dan Clover Honey juga dapat dikonsumsi untuk membantu mengatasi masalah pencernaan. High-Desert Dinamic Trio+Enzymeminerals mampu mempercepat reaksi kimia dalam tubuh sehingga zat makanan terurai dengan lebih optimal, sedangkan High-Desert Clover Honey yang berasal dari nektar bunga clover mempunyai sifat mengikat elektrolit-elektrolit yang ada di dalam saluran pencernaan.
Selain itu, terapi psikologis dari dokter diperlukan untuk membantu kesembuhan penderita. Yang lebih penting lagi adalah pengaturan pola makan dan obat yang tepat akan sangat membantu mengatasi gangguan pencernaan ini.

No comments:

Post a Comment