Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Tuesday, September 28, 2010

LUPUS

                                                                       Lupus, Serigala yang Siap Menerkam Tiap Saat
Gejalanya yang tidak mudah terdeteksi dan kemunculannya yang dapat berwujud penyakit lain, membuat Lupus menjadi penyakit yang perlu diwaspadai.
Penyakit satu ini memang tidak tenar. Namun, jangan menyepelekannya karena selain hingga saat ini juga belum ada penangkalnya, gejalanya pun sulit untuk dideteksi.

Lupus yang dalam Bahasa Latin berarti serigala adalah adalah penyakit yang disebabkan oleh sistem otoimun yang tidak terkontrol (autoimmune disease). Sistem kekebalan tubuh berupa zat antibodi dan darah putih akan balik melawan dan “memangsa” organ tubuh si penderita, terutama organ dalam. Alhasil, penderita dapat mengalami gangguan fungsi organ-organ tubuhnya, seperti gangguan ginjal, persedian, darah, dan kulit.

Penyakit yang mempunyai istilah kedokteran Lupus Erimatosus Sistemik bukanlah penyakit baru. Dia dikenal hampir seabad yang lalu, sekitar tahun 1856, di Inggris. Saat ini, ditengarai ada tiga jenis penyakit Lupus, yaitu yang menyerang kulit (Discoid Lupus atau Custaneus Lupus), yang menyerang sistem dalam tubuh (Systemic Lupus), dan akibat pemakaian obat tertentu (Drug Induced Lupus). Discoid Lupus adalah yang paling sering menyerang, walaupun akibatnya tidak separah yang ditimbulkan oleh Systemic lupus.

Penyakit ini memang masih terus diselidiki. Gejalanya memang tidak mudah terdeteksi dan kemunculannya dapat berwujud penyakit lain. Secara sederhana, gejala yang sering ditengarai antara lain adalah:
  • Penderita sering merasa lemah dan kelelahan.
  • Demam
  • Kulit wajah di antara kedua pipi ditandai ruam merah berbentuk seperti kupu- kupu.
  • Rambut rontok secara berlebihan.
  • Bercak-bercak merah di beberapa tubuh lain.
  • Sariawan parah di rongga mulut.
Disinyalir, penyakit ini disebabkan oleh faktor keturunan, infeksi virus, radiasi cahaya matahari, pengaruh hormon, dan obat-obatan. Banyak ahli yang berpendapat bahwa sinar matahari dan hormon estrogen dapat memicu otoimun ini. Selain itu, adalah penggunaan obat hydralazine (obat hipertensi) dan procainamide (obat untuk mengobati detak jantung tidak teratur) juga diindikasi menjadi penyebab penyakit ini.

Menurut Robert G. Lahita, M.D, Ph.D, kepala bagian rematologi dan penyakit jaringan konektif RS. St. Luke, New York, Amerika Serikat, 10 % penderita Lupus mempunyai keluarga dekat yang memiliki potensialitas penyakit ini. Kaum hawa juga harus lebih berhati-hati dengan penyakit ini karena perbandingan penderita wanita dengan penderita pria mencapai 10 :1. Orang dengan ras kulit hitam dan keturunan Asia juga memiliki kemungkinan terserang lebih tinggi dibanding ras berkulit putih.

Lupus memang belum ada obatnya. Saat ini, obat yang tersedia hanyalah semacam kortikosteroid yang hanya akan mengurangi gejala-gejala penyakit Lupus. Nah, tindakan preventif yang paling awal dapat dilakukan adalah dengan mengenali gejala-gejala penyakit itu sebelum makin parah. Odapus (penderita Lupus) dapat segera mendapatkan terapi.

No comments:

Post a Comment