Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Saturday, March 5, 2011

Langsing (Olah raga saja tidak cukup)



Apakah olahraga merupakan elemen penting untuk mengurangi berat badan? Tentu saja. Namun, mengapa kebanyakan orang yang sudah rajin berolahraga tapi badannya tetap melar?
Orang yang rutin berolahraga terbukti cadangan lemaknya lebih sedikit dibanding orang yang malas bergerak. Ini terjadi karena aktivitas fisik akan membakar kalori. Misalnya satu jam berlari di atas treadmill akan memangkas 300-500 kalori. Jika dilakukan secara teratur, minimal 3 kali dalam seminggu, tentu berat badan ideal bisa tercapai.
Akan tetapi, olahraga saja tidak cukup. Anda juga perlu menjaga pola makan. Anda tidak akan bisa langsing kalau cuma mengandalkan olahraga, apalagi jika pola makan Anda buruk. Yang perlu diingat, olahraga bukanlah jaminan untuk bisa makan semaunya. Olahraga sampai berkeringat tidak akan menjamin Anda akan langsing jika pola makan Anda tidak dijaga.
Penelitian yang dilakukan The National Weight Control Registry, kelompok yang mengikuti bagaimana 6000 orang berhasil menurunkan berat badan dan menjaganya tetap ideal, menemukan bahwa para partisipan yang sukses langsing berolahraga sedikitnya 30 menit setiap hari. Bukan hanya itu, mereka juga mengombinasikannya dengan diet sehat.
Para ahli kebugaran menyebutkan, jenis olahraga yang efektif untuk membuang lemak adalah jenis latihan interval. Ini adalah jenis latihan intensitas tinggi yang dilakukan dalam waktu pendek lalu disambung dengan latihan kekuatan.
Badan Proporsional dengan HDI Trimee II
Namun, terkadang penderita obesitas juga perlu bantuan obat-obatan medis yang sudah terbukti keamanannya. Penggunaan obat untuk orang yang obesitas ini sudah memiliki kriteria tertentu, antara lain nilai IMT lebih dari 30 dan disesuaikan dengan riwayat penyakit pasien. Walau demikian, cukup banyak pasien yang IMT-nya belum 30 tetapi sudah minta diresepkan obat penurun berat badan. Memang ada orang yang belum termasuk obesitas, tapi sudah mengalami penumpukan lemak di perut. Ini juga berbahaya.
Obat penurun berat badan yang beredar di Indonesia terdiri dari dua jenis, yakni yang bekerja sentral dengan cara menekan nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang serta obat yang bekerja di usus dengan cara menghambat penyerapan zat gizi. Dalam menentukan jenis obat yang akan dipakai, dokter akan melihat indikasi dan kontraindikasinya. Obat penurun berat badan sebenarnya termasuk obat keras. Karena itu, tidak bisa sembarangan dikonsumsi.
Agar masalah berat badan dapat dikendalikan dan dampaknya bagi tubuh minimal, maka konsumsilah hanya suplemen penurun berat badan yang alami. Selain itu, pastikan bahwa bahan alami yang terkandung di dalamnya tak menimbulkan efek samping yang menyiksa. Produk yang demikian, dapat diperoleh dari produk perlebahan.
HDI sebagai salah satu penyedia suplemen terbaik mendedikasikan produk luar biasa bagi siapa saja yang ingin menurunkan berat badan. HDI menghadirkan solusi untuk atasi kadar kolesterol secara alami. HDI Trimee II diformulasikan secara khusus untuk membantu mengatasi masalah akan makanan berlemak dan sekaligus membantu menyehatkan tubuh Anda.
Kenali manfaat yang sangat membantu dari HDI Trimee II ini. Sebagai produk yang seratus persen alami, HDI Trimee II mengandung chitosan , sejenis serat yang dapat mengikat molekul lemak yang terdapat dalam makanan sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukan bahwa chitosan dapat meningkatkan jumlah lemak yang dikeluarkan oleh tubuh tujuh kali lebih banyak dibandingkan dengan serat yang lain!
Kandungan bahan alami tersebut mampu membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan tentu saja membantu menurunkan berat badan. Dikombinasikan dengan vitamin C yang berfungsi untuk meningkatkan efek dari chitosan . Jika Anda mencobanya, Anda akan merasakan tabletnya terasa agak asam. Itu disebabkan karena kandungan vitamin C yang ada dalam tablet HD Trimee II.
Kombinasi yang kuat dari chitosan dengan Vitamin C 100 mg dan asam sitrat 30 mg, dapat meningkatkan daya kerja chitosan. Chitosa n dengan Vitamin C secara signifikan meningkatkan pengeluaran lemak dalam bentuk feses. Asam sitrat dapat meningkatkan efek “mengembang” chitosan, yang mana akan menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat mengerem nafsu makan.

No comments:

Post a Comment