Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Monday, December 13, 2010

EPILEPSY (Waspada SUDEP)



Pada beberapa orang, epilepsi bisa memicu kematian mendadak yang tidak diketahui sebabnya. Tidak semua pasien mengalaminya, sebab risiko tersebut ternyata dipicu oleh kelainan genetik yang baru saja diidentifikasi oleh ilmuwan Australia . Kematian mendadak yang disebut Sudden Unexpected Death In Epilepsy (SUDEP) ini biasanya ditandai dengan masalah jantung atau pernapasan. Namun pemicu sesungguhnya selama ini masih misterius, sehingga kemunculannya tidak bisa diprediksi.
Tidak ada angka pasti mengenai risiko SUDEP, namun diperkirakan terjadi pada 1 di antara 1.000 penderita epilepsi. Di Inggris, SUDEP telah menewaskan 500-1.000 pertahun sementara di Australia baru 150 kasus yang pernah tercatat.
Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dilakukan di University of Sydney berhasil mengungkap sebagian dari tabir misteri tersebut. Penelitian tersebut menelusuri 68 kasus SUDEP yang terjadi di Australia antara 1993-2009, lalu membandingkan DNA pada sampel darah dari 48 kasus di antaranya.
Pengamatan itu berhasil mengungkap 3 penanda genetik pada sampel darah para korban SUDEP yang diberi kode KCNQ1, KCNH2 dan SCN5A. Ketiga penanda genetik tersebut berhubungan dengan fungsi otak yang bertanggung jawab untuk mengatur pernapasan dan denyut jantung. Temuan ini memberikan sedikit penjelasan mengenai risiko SUDEP yang selama ini jarang diteliti. Para peneliti berniat untuk terus mengembangkan temuannya itu, agar suatu saat nanti bisa menemukan bentuk intervensi sebagai pencegahan.
Sementara itu, lebih dari 600.000 warga Australia menderita epilepsi. Temuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi pasien-pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami SUDEP. Berapa banyak pasien epilepsi di Indonesia , sampai sekarang belum tersedia data hasil studi berbasis populasi. Bila dibandingkan dengan negara berkembang lain dengan tingkat ekonomi sejajar, probabilitas penyandang epilepsi di Indonesia sekitar 0,7-1,0%, yang berarti berjumlah 1,5-2 juta orang.
Epilepsi? Hadapi dengan Produk HDI
Saat ini, banyak penderita epilepsi sukses menjalani karier pada pekerjaan yang ditekuni. Walaupun tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan epilepsi, namun dengan bantuan pengobatan yang benar dan tepat, sebesar 80% anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal.
Pengobatan alami tentunya sangat dianjurkan dan diinginkan oleh siapapun. Selain tanpa efek samping, tingkat harga yang terjangkau adalah alasan yang harus diperhatikan. Apalagi, epilepsi senantiasa adalah penyakit yang selalu menjadi teman hidup penderitanya. Untuk hal itu, maka produk-produk HDI patut dijadikan solusi.
Untuk mengurangi serangan SUDEP, maka kelancaran aktivitas syaraf tentu yang paling utama harus diperhatikan. Untuk yang satu ini, HDI Royal Jelly solusinya. Kandungan asetilkolin dalam HDI Royal Jelly dapat meningkatkan daya ingat serta menjaga kesehatan otak. Selain itu royal jelly juga dapat mencegah timbulnya penyakit syaraf. Makin banyak asetilkolin yang disintesis, makin banyak pula yang dilepaskan ke dalam sistem saraf sehingga makin baik pula buat kerja otak. Jika ada yang menghalangi apalagi memblok aksi asetilkolin , maka akan menyebabkan kelumpuhan otot
Syaraf dalam tubuh fungsinya adalah menyuplai kebutuhan otak, HDI Pollenergy 520 memiliki agen terpercaya untuk hal ini. Bee pollen pada HDI Pollenergy 520, dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah yang sehat, dengan demikian suplai oksigen ke otak pun akan meningkat.
Kandungan asam glutamat dalam bee pollen berfungsi membawa mineral kalium ke otak sehingga dapat membantu meningkatkan konsentrasi serta kemampuan daya pikir pada anak-anak maupun orang dewasa. Sementara kandungan propolis dalam HDI Bee Propolis membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami .
Intinya, penanganan yang benar dan teratur dapat mengurangi, bahkan menghilangkan serangan epilepsi. Jadi, siapapun bisa tetap happy meski epilepsi.

No comments:

Post a Comment