Filusuf Bicara

"Obatilah penyakit Anda dengan makanan dan jadikanlah makanan Anda sebagai obat [Hipo Crates]"

Tuesday, August 9, 2011

Berpuasa bagi Ibu Menyusui



Menyusui adalah fitrah yang pasti dilalui oleh seorang muslimah. Kemampuan seorang ibu untuk berpuasa pada masa-masa menyusui berkaitan erat dengan kondisi kesehatannya. Kesehatan ini berkaitan erat dengan pola hidup dan pola makan, apalagi pada bulan Ramadhan. Asupan gizi pada ibu menyusui harus memadai untuk menyuplai laktasi yang dibutuhkan oleh sang bayi.
Perbedaan paling signifikan pada bulan Ramadhan adalah waktu makan. Ibu yang biasanya makan pagi, siang, dan malam harus mengubah jam makan pada waktu sahur dan berbuka. Oleh sebab itu, dua waktu makan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan memaksimalkan asupan gizi pada dua waktu makan tersebut.
Sebenarnya, saat berpuasa, ASI yang dihasilkan ibu menyusui tidak akan berubah dan berkurang kualitasnya karena saat itu tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi. Produksi ASI akan diambil dari zat gizi, yaitu energi, lemak, dan protein, serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Penggantian zat-zat tersebut akan terjadi pada saat berbuka sehingga ibu menyusui akan tetap sehat.
Oleh sebab itu, jumlah asupan gizi pada ibu menyusui yang berpuasa harus diperhatikan. Ibu menyusui harus tetap makan tiga kali sehari, saat sahur, berbuka, dan setelah tarawih. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan cadangan ASI dalam tubuh. Makanan dengan komposisi gizi berimbang, 50 persen karbohidrat, 30 persen protein dan 20 persen lemak juga harus dipertahankan.
Berikut adalah beberapa tips mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI saat puasa Ramadhan:
1. Memperbanyak konsumsi cairan
Saat berpuasa, cairan berkurang sebanyak 2-3 persen dalam tubuh. Tubuh menyesuaikan diri dengan mengurangi keringat dan produksi urine. Berbuka dengan minuman manis dan hangat akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui. Meminum susu dapat menjadi alternatif untuk menambah energi dalam tubuh. Teh manis hangat, jus, dan kurma dapat memberikan energi lebih bagi tubuh ibu menyusui.
2. Menyeimbangkan komposisi gizi pada menu makanan
Pada dasarnya, tubuh ibu menyusui memerlukan 700 kalori setiap harinya. Pada saat berpuasa, 70 persen dari jumlah kalori yang dibutuhkan ini didapat dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Sisanya didapat dari cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh. Mengonsumsi makanan bergizi pada saat sahur, berbuka, dan setelah tarawih harus dipertahankan. Sebagai alternatif menu, satu porsi opor ayam sekitar 200 gram mengandung 700 kalori. Santan pada opor memiliki kandungan kalori yang sangat tinggi. Jika dengan kuah, satu porsi opor mengandung 700 kalori, tetapi ayamnya hanya mengandung 200 kalori. Satu potong rendang dengan berat 340 gram mengandung lebih dari 800 kalori. Segelas es buah dengan ukuran 180 ml mengandung 173 kalori.
3. Istirahat yang Cukup
Pada saat bayi menyusui, saraf di permukaan payudara memberikan rangsangan ke kelenjar pada otak untuk memproduksi dua hormon yang memicu produksi ASI. Dua hormon ini adalah prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin memerintah sel-sel dalam payudara untuk memproduksi ASI. Hormon oksitosin menyebabkan otot-otot payudara berkontraksi, dan memompa ASI keluar dari puting. Aktivitas ini memperlihatkan bahwa jumlah ASI akan terus bertambah sepanjang bayi tetap menyusui. Efeknya, ibu yang berpuasa akan lemas setelah menyusui. Beristirahat sejenak akan mengembalikan energi pada ibu. Tidak lupa, secara psikologis, keyakinan bahwa ASI akan tetap lancar selama berpuasa juga harus tetap dikuatkan. Ini berpengaruh besar pada produksi ASI.
Demikian tips berpuasa bagi ibu menyusui. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi bekal untuk memaksimalkan hari-hari di bulan suci Ramadhan mendatang. Namun, dianjurkan bagi ibu yang menyusui bayi 1-6 bulan untuk menunda berpuasa di bulan Ramadhan karena bayi usia 1-6 bulan memerlukan ASI eksklusif dan tidak memiliki asupan lain.
Sempurnakan Asupan Gizi dengan Produk Perlebahan
Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa adalah salah satu proses tubuh menata ulang dirinya sendiri. Sebulan penuh tubuh diubah dari kebiasaan yang “rakus” menjadi lebih terkendali. Tentu saja kinerja tubuhpun (terutama organ pencernaan) dibuat lebih lambat atau istirahat. Hal ini penting dibantu oleh produk perlebahan agar proses mengistirahatkan sekaligus memperbaiki tubuh kian optimal.
Salah satu produk yang pasti sangat baik adalah HDI Clover Honey dan HDI Royal Jelly. Madu asli didalamnya sangat baik dalam membantu proses pencernaan tubuh. Sehingga dengan meminum madu saat buka dan sahur akan membuat kinerja sistem pencernaan menjadi lebih baik.
Madu nurni dalam HDI Clover Honey mengandung kalori tinggi yang cepat diserap tubuh menjadi tenaga. Madu juga bagus karena mampu melapisi lambung saat puasa, sehingga meghindari dan menyembuhkan mual atau nyeri lambung. Gunakan juga HDI Royal Jelly yang memiliki nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh. HDI Royal Jelly sangat baik dikonsumsi sebab kandungan nutrisinya sangat penting untuk regenerasi sel-sel tubuh, memperbaiki kerja sistem saraf, menjaga keseimbangan hormon tubuh serta meningkatkan kualitas tidur.
Ingin puasa lebih sehat? Konsumsi produksi perlebahan saat buka dan sahur, InsyaAllah berkah.

No comments:

Post a Comment